Top

Aktivitas di Satuan PAUD untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial-Emosional

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

09 Nov 2022

  |  

Edukasi

Keterampilan sosial-emosional anak perlu dikembangkan sejak dini. Dilansir dari cnbc.com, Amy Morin mengatakan dalam jurnalnya:

“Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lebih kompeten secara emosional, mental, dan sosial di Taman Kanak-Kanak, semakin besar kemungkinan mereka untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan bekerja penuh waktu pada usia 25 tahun. Sebaliknya, anak-anak dengan skor kompetensi sosial dan emosional terendah berada pada risiko tertinggi untuk putus sekolah, masalah hukum, dan masalah penyalahgunaan obat terlarang.”

Anda ingin anak-anak didik Anda kelak menjadi orang yang sukses dan berhati mulia? Inilah beberapa aktivitas yang mampu mengembangkan keterampilan sosial-emosional anak usia dini yang bisa dipraktikkan dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam pembelajaran di satuan PAUD. Semoga bermanfaat!

1. Mewarnai, Menggambar, dan Membuat Karya Bertema Ekspresi

Beberapa gambar ekspresi atau emojis bisa kita temukan dengan mudah di media sosial, misalnya ekspresi sedih, tersenyum, menangis, tertawa, dan lainnya. Anak-anak bisa kita ajak untuk menggambar bentuk ekspresi-ekspresi yang sederhana. Bentuk ekspresi sederhana yang paling mudah dikenal anak-anak adalah gambar wajah yang bulat dengan tampilan mata dan mulut tertawa, tersenyum, dan lainnya.

Pertama-tama, Anda bisa mengajak anak mewarnai beberapa gambar ekspresi yang belum berwarna, mulai dari beberapa gambar ekspresi yang mudah ataupun yang biasa diekspresikan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mengajak anak mewarnai gambar ekspresi, Anda bisa mengajak anak untuk menggambar beberapa ekspresi dari awal atau membuat kerajinan tangan dengan tema ekspresi wajah.

Manfaat dari aktivitas pengenalan ekspresi wajah adalah agar anak-anak semakin memahami aneka emosi mereka. Anda bisa menjelaskan mana ekspresi yang baik dan perlu ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari, serta mana ekspresi yang perlu dihindari. Anda juga bisa menjelaskan bagaimana cara mengelola emosi. Misalnya, agar kita bisa merasa bahagia dan selalu tersenyum, kita harus mudah memaafkan orang yang bersalah kepada kita.

2. Belajar di Tempat yang Bervariasi

Selain belajar di dalam kelas, anak-anak juga perlu belajar di luar kelas. Tempat belajar di luar kelas tidaklah harus di taman, tetapi juga bisa di selasar, aula, perpustakaan, serta tempat lainnya yang berada di sekitar sekolah. Selain itu, mengajak anak belajar serta berkegiatan outing di luar sekolah juga sangat penting. Misalnya, dengan mengajak anak mengunjungi kebun binatang, museum, desa wisata, wisata alam, dan lainnya.

Manfaat dari mengajak anak melakukan kegiatan pembelajaran di tempat yang berbeda dan bervariasi adalah membiasakan anak untuk tidak berada di zona nyaman. Anak-anak usia dini perlu memahami bahwa di setiap tempat ada aneka hal menyenangkan dan bisa dipelajari. Secara fisik, anak juga akan terlatih untuk tidak hanya betah atau nyaman di satu ruangan saja. Terkadang karena terlalu nyaman di ruangan yang ber-AC, anak menjadi enggan bepergian ke luar rumah. Dengan variasi tempat belajar di satuan PAUD, anak-anak akan belajar menyesuaikan diri saat berada di tempat yang berbeda-beda, walaupun kadang tubuh mereka harus berkeringat atau terkena debu.

3. Mengajak Anak Melakukan Kerja Bakti

Kegiatan kerja bakti adalah salah satu kegiatan berkelompok yang sangat bagus dilakukan di satuan PAUD. Anak-anak bisa bekerja sama untuk membersihkan kelas dan menghias kelas agar menjadi lebih bersih dan indah.

Dengan melakukan kerja bakti, anak-anak akan semakin memahami bahwa menjaga kebersihan dan kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Anak juga semakin sadar bahwa dengan bekerja sama, segala sesuatu menjadi lebih mudah, cepat, dan baik.

Di masa depan, mungkin anak-anak akan menghadapi aneka persoalan yang semakin rumit. Namun, bila anak sudah terbiasa melakukan kerja sama, anak sudah memahami akan pentingnya berinteraksi dengan sesama dalam kehidupan sosial. Secara sosial-emosional anak semakin paham bahwa segala beban atau tanggung jawab dalam kehidupan tidak harus ditanggung sendiri, terkadang kita membutuhkan orang lain agar bisa menyelesaikannya dengan baik. Agar kerja sama bisa dilakukan dengan baik, anak-anak juga perlu berkata-kata dan berperilaku yang baik, sehingga tujuan bersama bisa tercapai dengan hasil yang lebih optimal.

4. Berkegiatan Fisik

Kegiatan fisik yang biasa dilakukan di satuan PAUD adalah aneka ragam olahraga dan aneka permainan yang memungkinkan anak bergerak. Aneka ragam olahraga yang bisa dilakukan anak-anak PAUD adalah sepak bola, kasti, bowling, lomba lari, dan lainnya. Sedangkan contoh permainan pengembangan motorik kasar adalah balap karung, lari kelereng, memasukkan bola ke dalam ember, dan lainnya.

Di era digital, anak-anak semakin banyak beraktivitas dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan komunikasi. Beberapa dampak negatifnya adalah anak menjadi malas ke luar rumah, enggan bersosialisasi, atau bahkan anak bisa kecanduan gadget. Dengan semakin banyak mengenalkan aneka kegiatan fisik, anak menjadi semakin paham akan pentingnya melakukan olahraga dan berkegiatan fisik yang bisa menyehatkan badan serta bisa menjaga kebugaran tubuh. Anak juga akan semakin memahami pentingnya bersosialisasi dan betapa menyenangkannya melakukan aktivitas bersama dengan orang lain.

5. Melakukan Kegiatan Amal

Beberapa contoh kegiatan amal yang bisa dilakukan oleh anak-anak PAUD adalah mengunjungi panti asuhan, mengumpulkan uang untuk kegiatan berbagi sembako, atau membuat acara pentas seni guna menggalang dana demi keperluan kegiatan sosial.

Dengan melakukan kegiatan amal, anak-anak akan belajar pentingnya saling tolong menolong dengan hati yang tulus. Ketulusan hati ini bisa terbentuk karena memberikan bantuan tanpa adanya harapan imbalan. Salah satunya adalah saat anak-anak mendapatkan kesempatan untuk membantu orang yang tidak mampu atau anak yatim piatu.

Di masa depan, walaupun teknologi kian berkembang dengan pesat, ketulusan hati dalam bekerja sangatlah dibutuhkan. Orang yang bekerja dengan tulus hati biasanya akan memberikan hasil yang terbaik dan optimal, daripada mereka yang bekerja dengan lebih banyak mengeluh, sering menuntut, dan kurang mampu bersyukur.


Sumber Referensi:

1. Morin, A. (2019). How to raise successful emotionally intelligent and mentally strong kids according to science [1]

2. Champion, M. (2022). 6 tips to improve social emotional wellbeing [2]

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.