Top

Kita Mengajar Anak Usia Dini Agar Tidak Membosankan

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

02 Juni 2022

  |  

Edukasi

Pada dasarnya anak-anak sangat menyukai kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan menyenangkan identik dengan melakukan variasi permainan. Variasi permainan membuat kelas menjadi lebih hidup. Bila anak-anak merasa senang, makan apa pun yang dipelajari akan lebih mudah dipahami dan bisa diingat dalam jangka waktu lebih lama.

Bagaimana agar anak usia dini belajar dengan hati suka cita dan tidak mudah bosan? Yuk kita ikuti kiat mengajar berikut ini!

1. Bermian Tebak-tebakan

Sebelum bertanya, tentu guru harus mempersiapkan dan menyampaikan materinya terlebih dahulu. Guru bisa bercerita atau mengajak anak menonton film. Setelah itu, guru bisa bertanya jawab kepada siswa dengan konsep kata tanya dasar 5W + 1H, yaitu what (apa), where (di mana), when (kapan), who (siapa), why (mengapa) dan how (bagaimana). Misalnya, "Siapa nama tokoh dalam cerita?", "Di mana peristiwa itu terjadi?", dan pertanyaan lainnya.

2. Bernyanyi

Bernyanyi adalah media yang cukup efektif dalam mengajarkan materi kepada anak-anak. Selain menyenangkan dan bisa menstimulasi kecerdasan seni anak, aktivitas mengajak anak bernyanyi juga bisa menambah perbendaharaan kata anak. Apalagi bila saat bernyanyi anak-anak diajak untuk bergerak dan diiringi dengan iringan musik yang dimainkan oleh gurunya. Pasti akan menjadi sangat menyenangkan dan mengesankan.

3. Alat Peraga

Alat peraga yang paling umum digunakan oleh guru-guru PAUD adalah "flash card", media gambar, boneka, dan peralatan asli yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saat belajar tentang alat-alat masak, guru bisa membawa dan menunjukkan kepada anak-anak aneka alat masak yang nyata. Benda yang nyata bisa membuat anak lebih mudah memahami dan menghafalkan nama benda tersebut. Guru juga harus cermat dalam memilih alat peraga yang aman, misalnya yang bentuknya tidak terlalu kecil (sehingga tidak mudah tertelan oleh anak), tekstur yang tidak tajam, tidak mudah pecah, dari bahan yang ramah anak, dan lainnya.

4. Pengulangan Materi

Menjadi bisa karena biasa. Konsep belajar seperti itu tidak hanya berlaku untuk orang dewasa, namun juga untuk usia anak-anak. Bila hari ini kita hendak mengajarkan materi yang baru, setidaknya kita bisa memberikan tanya jawab singkat dengan materi yang sudah diajarkan di materi selanjutnya. Kesinambungan antara satu materi dengan materi selanjutnya sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di PAUD. Pengulangan materi tidak hanya bisa dilakukan dengan tanya jawab, kita juga bisa memberikan "jembatan" dengan cara mengajak anak didik menonton film atau mendengarkan cerita tentang materi sebelumnya yang mengacu pada materi yang baru, sehingga anak tidak merasa belajar materi yang baru, namun merasa bahwa mereka melanjutkan materi sebelumnya.

5. Memberikan Penghargaan

"Reward" atau penghargaan bisa berupa kata-kata atau benda. Penghargaan berupa kata-kata bisa berupa kata-kata pujian. Kekuatan kata-kata pujian sangat bergantung pada tingkat kedekatan seorang guru kepada anak didiknya dan seberapa tulus guru tersebut saat mengatakan kata-kata pujian. Sedangkan untuk pengahargaan non-verbal bisa dengan simbol atau gerakan anggota tubuh pendidik ketika melihat perilaku peserta didik, misalnya tepuk tangan, menepuk bahu peserta didik, menunjukkan ibu jari atau jempol, dan lainnya. Ada juga penghargaan berupa benda, yaitu berupa stiker, alat tulis, dan lainnya. Bila guru tidak repot, guru bisa menyiapkan semacam buku rekap penghargaan kepada siswa. Di dalam buku itu, anak didik yang melakukan sesuatu yang baik akan mendapatkan tanda centang, stempel, atau gambar bintang pada buku rekap tersebut. Setelah tanda penghargaan terkumpul banyak, akan mendapatkan hadiah khusus.

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.