Top

Orang Tua Perlu Memahami 6 Hal Ini Agar Makin Hebat Mengasuh Anak

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

05 Sep 2022

  |  

Parenting

Menjadi orang tua yang baik adalah suatu proses belajar seumur hidup. Ada banyak tugas yang harus dikerjakan oleh orang tua, terutama setelah kehadiran si kecil di tengah keluarga. Selain bekerja dan melakukan pekerjaan rumah, orang tua juga memiliki tugas yang tidak kalah penting, yakni mengasuh anak.

Katherine Lewis, seorang pakar parenting, mengatakan bahwa orang tua yang memiliki keinginan belajar tentang parenting telah mengambil langkah awal yang baik. Sebab, dari sini bisa terlihat keinginan untuk menjadi orang tua yang terbaik bagi anak-anaknya. Dengan mempelajari parenting, orang tua akan semakin memahami cara mengasuh dan mendampingi pertumbuhan anaknya.

Banyak orang tua melakukan kesalahan saat mengasuh anaknya, baik disengaja maupun tidak disengaja. Padahal, hal semacam ini dapat dihindari apabila orang tua telah belajar tentang cara mengasuh anak yang benar. Setidaknya, hal ini akan mengurangi kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua lainnya.

Jika orang tua mengenal pola asuh yang benar dalam mendidik dan mendampingi anak-anaknya. Tentu, anak akan tumbuh dan berkembang dengan lebih optimal dan memiliki kepribadian yang baik.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu orang tua pahami tentang cara mengasuh anak yang baik.

1. Berikan Waktu untuk Mendengarkan

Kesibukan bekerja untuk mencari nafkah adalah faktor utama yang sering kali menghambat orang tua untuk bisa mendengarkan cerita maupun keluh kesah anak. Orang tua perlu meluangkan waktu agar memiliki kesempatan untuk mendengarkan cerita anak. Saat kesempatan itu ada, lakukan yang terbaik selama bersama dengan anak. Jadikan kesempatan itu untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak.

Agar anak mau terbuka, orang tua perlu lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang bisa diajukan misalnya tentang kegiatan apa yang telah dilakukan dalam satu hari. Orang tua juga bisa mengajukan pertanyaan tentang apa yang ia rasakan atau apa yang ia takuti serta khawatirkan saat ini. Mungkin ada saatnya anak tidak merespon dengan baik, tapi setidaknya ia memahami bahwa ia memiliki orang tua yang sangat perhatian.

2. Bersikap Konsisten dengan Aturan yang Disepakati

Aturan adalah hal penting untuk membuat anak lebih mampu berperilaku disiplin dan bertanggung jawab. Namun, bagi anak usia dini sebuah aturan bukanlah sesuatu yang kaku dan bersikap menakuti. Libatkanlah anak dalam membuat aturan, agar anak semakin memahami alasan mengapa ia harus menaati aturan-aturan tersebut dan apa manfaatnya.

Misalnya, saat anak bangun kesiangan. Orang tua bisa membuat aturan tentang kewajiban untuk tidur di waktu yang telah ditentukan. Perlu diingat, orang tua juga perlu mengikuti aturan tersebut. Mulailah dengan membuat suasana rumah menjadi lebih tenang di waktu tersebut, agar anak bisa tidur lebih lelap.

Aturan bagi anak juga bukanlah sesuatu yang bersifat kaku, namun hanya bersifat sebagai pengingat. Jadi keberadaan aturan harus tetap bersifat fleksibel. Bila orang tua belum tidur sesuai dengan waktu yang telah disepakati karena ada hal yang penting, tentu saja tidak menjadi masalah. Namun, orang tua perlu menjelaskan pula kepada anak tentang alasan mengapa belum tidur di waktu yang telah disepakati.

3. Jadilah Teladan yang Baik

Anak-anak adalah peniru yang hebat. Anak akan belajar banyak hal saat mengamati atau memperhatikan orang tua sejak bangun tidur, makan pagi, berangkat kerja, dan melakukan aktivitas harian. Ia akan memahami bahwa ia memiliki orang tua yang suka bekerja keras, disiplin, dan memiliki sifat baik lainnya. Secara tidak sadar, anak akan mencontoh dan meniru orang tua melalui apa yang ia amati pada diri orang tua dan aktivitas orang tua setiap hari.

Orang tua tidak dituntut untuk menjadi manusia sempurna saat melakukan aktivitas harian. Bila orang tua melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan, jangan ragu untuk meminta maaf. Bila perlu, orang tua bisa jelaskan mengapa melakukan kesalahan tersebut, misalnya dengan mengatakan sedang lelah, terlalu sibuk, kurang tenang, dan lainnya. Orang tua juga bisa menjelaskan komitmennya atau kesungguhan hatinya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Dari sini, anak juga akan belajar tentang kerendahan hati dan sikap mau mengakui kesalahan.

4. Pentingnya Pengendalian Emosi

Orang tua perlu menghindari perilaku terlalu reaktif saat terjadi sesuatu yang tidak baik, apalagi saat si kecil melakukan kesalahan. Misalnya saat anak secara tidak sengaja menjatuhkan tumpukan buku. Orang tua perlu menahan diri agar tidak marah, apalagi dengan nada tinggi dan kata-kata yang kurang pantas.

Orang tua perlu menjaga ketenangan hati, karena ketenangan hati akan sangat menentukan kata-kata apa yang akan diucapkan. Setelah itu, orang tua bisa memberikan nasihat kepada anak agar lebih berhati-hati dengan intonasi yang baik dan kata-kata yang sopan.

Di kemudian hari, anak pasti akan lebih tenang pula saat menghadapi kejadian yang hampir serupa, misalnya saat sang kakak sedang bermain, tapi tiba-tiba adiknya datang dan mengganggunya. Sang kakak pasti akan lebih tenang dalam menghadapi situasi ini, tanpa menunjukkan reaksi yang negatif (marah, cemberut, atau menggerutu).

Bila suatu waktu orang tua secara tidak sengaja menunjukkan reaksi yang negatif, misalnya reaksi marah atau berteriak saat mengalami suatu kejadian tidak baik, orang tua perlu meminta maaf kepada anak. Hal ini penting dilakukan agar anak memahami bahwa apa yang baru saja dilakukan oleh ayah atau bundanya bukanlah suatu kebiasaan yang baik serta layak untuk ditiru.

5. Memahami Bakat, Minat, dan Kemampuan Anak

Setiap anak dikaruniai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Orang tua perlu mendukung setiap keinginan baik anak, terutama dalam mengembangkan bakat yang ia minati. Sebagai orang tua, penting untuk mensyukuri setiap perkembangan anak. Hindari berekspektasi terlalu tinggi dan mengharap anak dapat mencapai ekspektasi tersebut.

Katherine Lewis mengatakan bahwa saat anak tidak bisa mencapai apa yang diharapkan, orang tua perlu mengambil langkah mundur dan melakukan evaluasi diri dan bertanya pada diri sendiri apakah harapan tersebut cukup realistis untuk dicapai anak. Orang tua perlu menghindari sikap membanding-bandingkan dengan saudara kandung atau teman lainnya, karena setiap anak memiliki keunikannya masing-masing.

Orang tua harus percaya, semakin tekun anak belajar dan berlait, pasti ia akan menjadi semakin hebat dalam bidang tersebut. Dukungan dan motivasi dari orang tua adalah yang terpenting. Berikan apresiasi di setiap perkembangan anak, meski kecil. Hal ini akan sangat menentukan kemauan serta semangat anak untuk terus berlatih dan belajar dalam mengembangkan bakatnya tersebut.

6. Tunjukkan Perhatian dan Kasih Sayang

Setiap orang tua pasti sangat menyayangi anaknya. Setiap orang tua perlu menunjukkan perasaan sayang itu dengan perbuatan dan perkataan. Contoh tindakan nyata yang bisa diberikan orang tua adalah pelukan dan ciuman kasih sayang sesering mungkin kepada sang buah hati. Selain itu, orang tua juga bisa memberikan waktu untuk bisa mengobrol, bermain, serta menikmati saat liburan bersama dengan sang buah hati.

Saat orang tua bisa menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya dengan baik, anak akan lebih tulus serta tanpa beban dalam mematuhi aturan-aturan yang telah disepakati. Semakin banyak waktu yang diberikan orang tua kepada anaknya, orang tua akan semakin memahami anaknya. Orang tua juga akan semakin memahami kemampuan anak, sehingga tidak akan memaksakan sesuatu yang diluar kemampuannya.


Sumber Referensi:

1. Lewis, K. (2022). Improve your parenting skills [1]

2. KidsHealth. (2022). 9 steps to more effective parenting [2]

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.