Top

Pola Asuh "Terlalu" yang Perlu Dihindari Orang Tua "Zaman Now"

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

13 Juni 2022

  |  

Parenting

Zaman kian berkembang. Pola pikir dan perilaku seseorang juga juga akan berkembang. Banyak orang tua memiliki pola pikir yang hampir sama dengan Ayah dan Bundanya. Bila pola asuh zaman kakek dan nenek sang buah hati ini diterapkan kepada anak, tentu saja akan sangat berbeda dan akan sulit diterima oleh sang buah hati. Orang tua "zaman now" perlu banyak penyesuaian sehingga anak bisa berkembang dengan baik, baik dari sisi kepribadian dan perkembangan kedewasaan anak.

Pola asuh seperti apa yang perlu ditinggalkan, agar anak merasakan kebahagiaan di masa kecilnya?

1. Terlalu Memberi Kebebasan

Salah satu kebutuhan terpenting anak adalah perhatian orang tua. Orang tua yang baik, harus memberikan perhatian kepada anak agar walau pun anak memiliki kebebasan melakukan apa pun, namun tetap memahami batasan-batasannya. Bila anak terlalu diberi kebebasan yang sebebas-bebasnya, maka anak akan cenderung tumbuh menjadi pribadi yang terlalu bebas, tidak disiplin, semaunya sendiri, dan gemar mencari perhatian meski dengan cara yang kurang tepat.

2. Terlalu Otoriter

Orang tua adalah anggota keluarga yang bertanggung jawab pada kepribadian dan perkembangan anaknya. Namun, banyak orang tua yang bersikap mau menangnya sendiri. Ciri lain dari orang tua yang otoriter adalah kurang bersedia mendengarkan anak dan suka memaksakan kehendaknya kepada anak. Orang tua yang terlalu otoriter bisa mengakibatkan anak tumbuh menjadi pribadi yang suka memberontak, suka bersikap emosional pada orang yang berbeda pendapat, dan tentu saja bisa menurunkan prestasi belajar di sekolah. Meski orang tua memiliki peran menjadi sosok pemimpin dalam sebuah keluarga, orang tua sebaiknya lebih terampil dalam memilih kata-kata saat memberi nasihat, bersedia mendengarkan curahan hati anak, dan bisa menjadi teman berdiskusi yang baik.

3. Terlalu "Lemah"

Orang tua jenis ini adalah kebalikan dari orang tua yang otoriter. Orang tua yang terlalu lemah akan lebih mudah dikendalikan oleh anak, karena kurang memiliki ketegasan dalam memutuskan sesuatu. Orang tua yang terlalu "lemah" di hadapan anak justru bisa membuat anak kurang berkembang maksimal. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang semaunya sendiri atau terlalu manja. Sikap tegas dari orang tua sangat diperlukan saat anak melakukan suatu kesalahan. Orang tua juga perlu mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baru, dan meminta anak untuk melakukannya secara mandiri. Anak usia dini memang kadang tidak bisa langsung dilepas dan bisa melakukan sesuatu secara mandiri. Orang tua perlu membimbing anak usia dini secara bertahap, kadang dengan memberikan sedikit bantuan, namun ada saatnya anak diminta melakukan sesuatu secara mandiri.

4. Terlalu Melindungi

Beberapa orang tua memiliki ketakutan tersendiri tentang apa yang akan terjadi pada diri buah hatinya, entah takut terluka, takut terkena penyakit, atau hal-hal lain yang berasal dari pikiran negatif orang tua, misalnya orang tua yang terlalu takut bila anaknya bermain di luar rumah. Orang tua yang terlalu melindungi anaknya kadang malah membuat anaknya merasa kurang nyaman. Usia anak-anak yang seharusnya mendapatkan banyak kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi secara bebas (dengan pendampingan orang tua), kadang kehilangan masa kanak-kanak ini. Orang tua yang terlalu melindungi anaknya biasanya berasal dari keluarga yang Ayah dan Ibunya terlalu sibuk bekerja. Sesibuk apa pun orang tua, orang tua perlu memberikan waktunya untuk sang buah hati, sehingga timbul kepercayaan kepada anak saat anak melakukan sesuatu. Atau, bila orang tua menitipkan buah hatinya pada seorang asisten rumah tangga, orang tua sudah menaruh kepercayaan kepada asisten rumah tangga tersebut bahwa ia bisa melakukan tugasnya dengan baik, tanpa membuat anak merasa terkekang karena aturan-aturan dari orang tua sang anak.

5. Terlalu Cuek

Orang tua yang terlalu cuek biasanya terlalu membiarkan anaknya melakukan segala sesuatu tanpa pengawasan orang tua. Perhatian dan pendampingan kepada anak sangat jarang dilakukan oleh orang tua ini. Misalnya, saat anak sedang bermain di rumah, orang tua malah sibuk nonton film di kamar. Mengajak anak mengikuti aturan atau memberikan nasihat-nasihat dengan penuh kasih sayang juga jarang dilakukan oleh orang tua jenis ini. Anak yang dididik di lingkungan keluarga seperti ini bisa tumbuh menjadi anak yang memiliki pribadi semaunya sendiri dan kurang bisa mentaati aturan.

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.