Top

6 Keterampilan Sosial yang Harus Dimiliki Anak Usia Dini

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

05 Sep 2022

  |  

Parenting

Keterampilan sosial adalah salah satu keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh seorang anak sejak usia dini. Anak yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan cenderung lebih mudah diterima di dalam suatu lingkungan, terlihat bahagia, dan lebih bersemangat.

Amy Morin, seorang psikoterapis, mengatakan bahwa keterampilan sosial membutuhkan penyempurnaan yang berkelanjutan seiring dengan pertumbuhan anak-anak. Memang, setiap anak memiliki keterampilan ini. Namun, keterampilan ini bisa dipelajari dan diperkuat dengan usaha dan latihan.

Lalu apa saja jenis keterampilan sosial yang perlu diperkuat dan dipelajari oleh anak di usia dini? Simak artikel ini!

1. Keterampilan Menjalin Komunikasi

Keterampilan ini berhubungan dengan kemampuan berpendapat, kemampuan mendengarkan, kesabaran dalam memberi kesempatan orang lain berbicara, dan sikap santun dalam berbicara. Untuk mengembangkan keterampilan menjalin komunikasi, orang tua perlu aktif dalam menjalin komunikasi dengan anak setiap hari, misalnya dengan menanyakan hal-hal sederhana kepada anak tentang aktivitas yang sudah dilalui dalam sehari. Anda perlu mengatakan dengan nada suara yang lembut dan penuh kasih sayang.

Saat anak menjawab dan bersedia bercerita, orang tua perlu mendengarkan cerita anak dengan sungguh-sungguh. Anda juga tidak boleh menyela saat anak berbicara. Saat ada kesempatan, Anda bisa merespon dengan bertanya atau menanggapi cerita anak secara positif dan penuh semangat.

2. Keterampilan Berbagi dan Membantu Sesama

Ajarkan kepada anak bahwa berbagi dan membantu sesama bisa membuat orang lain merasa bahagia. Saat membuat orang lain merasa bahagia, maka pemberi bantuan juga akan merasakan kebahagiaan. Katakan pula kepada anak bahwa saat seseorang memberi dengan setulus hati, ia akan mendapatkan pahala atau berkat dari Tuhan.

Berikan pula teladan yang baik dengan mengajak anak berkunjung dan memberikan donasi ke panti asuhan atau melakukan kegiatan amal kasih dengan cara berbagi makanan pada orang-orang yang kurang beruntung. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda juga perlu untuk siap membantu anak dengan penuh kesabaran dan ketulusan saat anak mengalami kesulitan.

3. Keterampilan Bekerja Sama

Sebelum mengajari anak praktik melakukan kerja sama, tanamkan dalam diri anak bahwa bekerja sama bisa membuat suatu pekerjaan yang sulit dan berat menjadi lebih mudah dan ringan. Dengan bekerja sama, suatu pekerjaan juga akan lebih cepat selesai dengan kualitas yang baik. Selain itu, kerja sama juga bisa menciptakan suasana kerukunan karena adanya interaksi dengan orang lain.

Agar anak bisa memiliki pengalaman bekerja sama, orang tua perlu membiasakan aktivitas kerja bakti di tengah keluarga, misalnya dengan cara menyiram tanaman bersama, membersihkan ruangan bersama, dan sebagainya.

Contoh lain misalnya saat Anda meminta anak untuk merapikan buku, Anda perlu tetap hadir dan membantunya meski anak mampu merapikannya sendiri. Hal ini dilakukan agar terciptanya suasana kebersamaan dan hubungan baik antara orang tua dan anak.

4. Mengikuti Perintah

Keterampilan ini juga akan mengembangkan sikap taat atau patuh pada sosok otoritas dalam suatu lingkungan, misalnya di sekolah atau di dalam suatu komunitas. Agar anak bisa tulus dan terampil dalam menaati perintah, Anda bisa membuat strategi saat memberikan perintah kepada anak, yaitu:

a) Memberikan beberapa perintah dalam satu kalimat

Anda bisa memberi perintah dengan mengatakan, “Nak, Mama minta tolong. Masukkan kaus kakimu ke dalam sepatu, lalu masukkan sepatumu ke dalam rak sepatu, ya.”

Katakan dengan nada suara yang baik, tidak ada maksud untuk menyalahkan anak, dan berikan apresiasi dengan memuji anak saat ini bersedia mematuhinya.

b) Memberikan perintah dengan pertanyaan

Agar suatu perintah terdengar lebih halus, orang tua bisa memberi perintah dengan pertanyaan. Anak juga akan mendapatkan kesempatan untuk berpikir dan berefleksi saat Anda memberikan perintah dengan pertanyaan.

Misalnya dengan mengatakan, “Nak... Hal tidak baik apa yang bisa terjadi kalau sepatu dan kaus kakimu berserakan di sana?”

Bila anak masih belum memahami, orang tua bisa mengulang kembali dengan pertanyaan, “Agar sepatumu tidak terinjak serta bisa mencelakai orang lain, bisakah meletakkan sepatumu di rak sepatu?”

5. Menghargai Diri Sendiri dan Orang Lain

Sikap menghargai diri sendiri bisa membuat anak merasa lebih percaya diri. Bila anak sudah bisa menghargai diri sendiri tanpa mengabaikan sikap rendah hati, ia juga akan lebih mudah menghargai orang lain. Ketekunan orang tua dalam mengapresiasi setiap perilaku baik atau hasil yang telah dicapai anak akan menentukan seberapa besar kemampuan anak dalam menghargai dirinya sendiri.

Pujilah setiap anak melakukan kebaikan-kebaikan. Hargailah setiap prestasi anak, dan jangan hanya terfokus pada nilai akademis yang dicapai anak. Orang tua perlu memberikan apresiasi misalnya ketika anak bisa menyiapkan peralatan sekolah secara mandiri, mengerjakan tugas sekolah tanpa dibantu, atau saat anak berani untuk tampil di depan kelas.

Kebiasaan orang tua dalam menghargai setiap perkembangan anak dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan anak, akan menjadi teladan bagi anak dalam menghargai teman sebayanya.

6. Sikap Tulus dalam Menerima Kritik

Orang yang bisa bersikap tulus dan berlapang dada dalam menerima kritik, ia akan memperbaiki serta belajar dari kesalahannya dan lebih memiliki niat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Saat memberikan kritik, agar lebih mudah diterima anak orang tua perlu mengawali dengan kalimat berikut ini:
a) “Kalau boleh Mama memberikan saran, … .”
b) “Apa yang kamu lakukan sudah cukup baik, namun alangkah lebih baik jika … .”

Orang tua yang terbiasa memberikan kritik dengan kata-kata yang sopan dan nada bicara yang baik akan membantu anak belajar menyampaikan kritik yang baik kepada teman sebayanya.

Saat orang tua membuat suatu kesalahan, orang tua juga perlu belajar bersikap sabar bila mendapatkan kritik dari sang buah hati. Hal ini akan menjadi teladan yang baik baginya agar bisa menerima kritik dengan lebih sabar dan ikhlas.

Bimbinglah anak Anda dalam kehidupan sehari-hari dengan keterampilan-keterampilan di atas. Berikan kesempatan juga bagi anak untuk bisa berinteraksi dengan sesama serta teman sebaya. Dengan memiliki keterampilan sosial yang baik, semoga anak Anda akan semakin memiliki banyak teman, semakin bahagia, serta memiliki kehidupan sosial yang baik.


Sumber Referensi

       1. Warneken F, Lohse K, Melis AP, Tomasello M. (2010). Young children share the spoils after collaboration [1]

       2. Morin. A. (2022). Seven social skills for kids. [2]

       3. Candler. L. (2021) How to teach social skills step by step. [3]

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.