Top

Membangun Karakter Anak yang Berhati Mulia dan Bahagia

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

26 Juli 2022

  |  

Parenting

Setiap orang tua tentu ingin buah hatinya tumbuh menjadi anak yang baik atau berhati mulia. Namun, dalam perjalanannya sebagai orang tua, terkadang ia berbenturan dengan keinginan anak.  Ada anak yang ingin membantu orang tuanya saat memasak atau bersih-bersih rumah, tapi dengan alasan sudah ada pembantu atau khawatir yang berlebihan, anak-anak tidak diperbolehkan untuk membantu. Padahal membantu orang tua adalah perilaku yang mulia, dan perlu dikembangkan dalam pribadi seorang anak. Bagaimana agar anak memiliki pribadi yang baik, namun tetap memperhatikan sisi kebahagiaan sang anak?

1. Tanamkan Kedisiplinan Sejak Dini

Sikap yang semaunya sendiri, tidak tau aturan, dan tidak patuh pada nasihat orang tua adalah sifat-sifat yang tidak pernah diinginkan orang tua tumbuh di dalam diri anak-anaknya. Itulah pentingnya menanamkan sikap disiplin sejak dini. Kebiasaan disiplin bisa diterapkan dengan membiasakan anak bangun pagi, membereskan mainan setelah selesai menggunakan, istirahat yang cukup di siang hari, dan kebiasaan disiplin lainnya. Selain baik untuk membangun karakter anak agar tumbuh menjadi anak yang baik, perilaku disiplin juga sangat baik untuk kesehatan dan keamanan anak.

2. Mempersembahkan Waktu Istimewa bersama Anak

Saatnya bekerja, sebaiknya orang tua bekerja dengan baik sesuai dengan tugas serta tanggung jawab yang diampunya. Namun, selain kesibukan bekerja , orang tua perlu mempersembahkan waktunya bersama anak. Jangan hanya meluangkan waktu, misalnya di sela-sela sibuk bekerja atau hanya di saat setelah lelah bekerja. Anak akan lebih menghargai orang tua yang menepati janjinya, khususnya saat melakukan aktivitas bersama anak. Jadi persembahkanlah waktu istimewa bersama anak, minimal 1 minggu sekali, untuk bisa liburan atau melakukan kegiatan bersama, tanpa diganggu dengan urusan pekerjaan yang begitu padat.

3. Tidak Menekan Anak Berprestasi Secara Akademis Saja

Tujuan anak untuk memasuki dunia pendidikan adalah agar anak tumbuh menjadi anak yang pintar dan berkarakter. Selain itu, di sekolah anak juga bisa melatih ketrampilan atau bakat yang ia miliki. Beberapa kesalahan orang tua yang memiliki buah hati yang duduk di usia PAUD adalah menginginkannya bisa membaca, menulis dan berhitung. Sedangkan untuk orang tua yang memiliki buah hati yang duduk di usia SD ke atas adalah menginginkannya bisa meraih rangking sepuluh besar atau mencapai nilai kognitif yang baik. Padahal, tujuan anak belajar di sekolah tidak hanya agar anak tumbuh menjadi anak yang pintar, namun juga berhati mulia dan mampu mengembangkan bakat yang dimiliki.

4. Membiasakan Anak untuk Terbuka pada Orang Tua

Keterbukaan anak kepada orang tuanya perlu dibiasakan sejak usia dini. Dengan keterbukaan, maka segala persoalan bisa terselesaikan dengan baik, mulai dari persoalan-persoalan yang kecil. Karena ada kemungkinan, sebuah persoalan besar berawal dari persoalan-persoalan kecil yang kurang terselesaikan dengan baik. Ajak anak untuk bercerita tentang kegiatan hariannya atau bertanya tentang aktivitas-aktivitas yang telah mereka lakukan dalam sehari.

5. Berkegiatan Bersama

Banyak manfaat yang bisa ditemukan saat anak melakukan kegiatan bersama dengan orang tua. Selain untuk mendapatkan kesempatan mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anak, manfaat dari berkegiatan bersama adalah untuk menjalin tali komunikasi antara orang tua dan anak. Banyak orang tua yang terlalu sibuk menjadi sangat asing bagi anaknya. Anak lebih nyaman bersama asisten rumah tangga atau kakek-neneknya, karena mereka lebih sering berinteraksi secara langsung bersama anak. Beberapa contoh kegiatan bersama adalah makan bersama, olah raga bersama, liburan bersama, atau nonton film di bioskop bersama.

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.