Top

Pengaruh Negatif Penggunaan Medsos pada Anak

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

22 Juni 2022

  |  

Parenting

Media sosial banyak diminati oleh anak-anak zaman sekarang. Di dalam media sosial, anak tidak hanya bisa berinteraksi dengan orang lain, namun ia juga bisa melihat konten-konten yang tersedia di media sosial tersebut. Sebagai orang tua, Anda perlu waspada. Agar perkembangan anak tidak terganggu, maka orang tua perlu memahami pengaruh buruk media sosial bagi perkembangan anak usia dini. Untuk apa? Tentu saja agar orang tua bisa lebih waspada dan tidak membiarkan buah hatinya terkontaminasi dengan dampak negatif tersebut.

1. Problema Ketrampilan Bersosialisasi

Banyak orang tua membiarkan anaknya memiliki media sosial dengan tujuan untuk mempublikasikan tingkah lucu, kreatifitas, penampilan anak, dan lainnya. Kemudian banyak orang akan memberi "like" dan memberikan komentar yang beraneka ragam. Hal ini memang bisa membuat anak merasa bangga, ia merasa dikenal oleh banyak orang serta mendapatkan pujian dari banyak orang. Padahal dunia nyata dan dunia maya adalah hal yang berbeda. Walau pun anak terlihat "hebat" di dunia maya, belum tentu di dunia nyata seperti itu juga adanya. Jadi jangan lupa mengajak anak untuk bersosialisasi di dunia nyata.

2. Sifat Malas

Karena terbiasa rebahan sambil bermain "handphone", anak jadi malas bergerak dan melakukan aktivitas positif lainnya. Imbangi dengan mengajak anak berkegiatan yang memungkinkan anak untuk bergerak, misalnya berolahraga, jalan-jalan di taman, bermain sepeda, dan lainnya.

3. Kehilangan Empati

Adegan kekerasan, kata-kata kasar, serta tontonan lain yang kurang pas dikonsumsi anak adalah hal biasa di medsos. Karena kurang bersosialisasi juga dengan sesama, anak bisa kehilangan rasa empati kepada orang lain. Pastikan anak menggunakan medsos ada dalam pengawasan orang tua, hal ini perlu dilakukan agar apa yang dikonsumsi anak sudah terseleksi oleh orang tua. Orang tua juga perlu mengatur jadwal penggunaan media sosial agar anak tidak mengalami ketergantungan.

4. Semangat Belajar Menurun

Karena terbiasa dengan sesuatu yang "asyik" dan tidak memiliki nilai edukasi, anak bisa mengalami kemalasan dalam belajar. Anak menjadi lebih suka berselancar dengan medsos yang ia miliki, lebih pada karena unsur hiburan semata. Orang tua perlu mengatur konten-konten yang boleh dinikmati anak, misalnya di waktu-waktu tertentu ia hanya boleh menikmati konten-konten edukasi. Bagaimana pun masih banyak pula konten di medsos yang memiliki nilai edukasi. Atur pula waktu belajar dan waktu "memainkan" medsos anak, agar anak tidak kehilangan semangat belajar.

5. Gangguan Fisik dan Mental

Gangguan fisik yang mungkin terjadi pada anak adalah nyeri sendi, badan pegel-pegel, dan bahkan karena kurang bergerak, imun anak menjadi menurun, sehingga mudah terserang penyakit. Sedangkan gangguan mental yang mungkin terjadi pada anak adalah anak menjadi kehilangan tujuan hidup, malas bermain dengan teman, menurunnya ketrampilan berkomunikasi, dan mental anak yang mudah stres. Durasi yang pas bagi anak-anak untuk bermain medsos adalah satu jam sampai satu setengah jam. Setelah itu, ajaklah anak melakukan kegiatan yang bertujuan menggerakkan setiap bagian tubuh anak. Selain itu, ajak pula anak berwisata dan bermain bersama, agar anak bisa sejenak terlepas dari
keterikatan memainkan media sosialnya.

Peran orang tua dalam mengontrol anak dalam menggunakan media sosial sangatlah penting. Bila orang tua memang belum siap memantau dan mendampingi buah hatinya dalam menggunakan media sosial, sebaiknya orang tua tidak membuka akses bagi anak untuk menggunakannya. Namun, bila orang tua sudah siap memantau dan mendampingi buah hatinya dalam menggunakan media sosial, tidak ada salahnya orang tua mengizinkan buah hatinya untuk menggunakan media sosial. Bagaimana pun media sosial juga memiliki manfaat edukasi yang bisa bermanfaat bagi anak di masa depan, walau pun dalam penggunaannya membutuhkan peran orang tua sebagai mentor 

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.