Top

Tips Menghindari "Toxic Parenting"

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

23 Mei 2022

  |  

Parenting

Tidak ada orang tua yang menginginkan anak menderita. Setiap orang tua tentu ingin anak-anaknya hidup bahagia. Orang tua pasti juga ingin memberikan yang terbaik demi masa depan anak. Perlakukan dan pola asuh orang tua kepada anak terkadang bukannya membuat anak bahagia, namun justru membuat anak tertekan. Inilah yang dinamakan "toxic parenting". Pola asuh seperti ini tentu saja harus dihindari. "Toxic parenting" apa sajakah yang sering dialami oleh anak masa kini?

1. Orang Tua yang Berempati

Empati perlu dibangun dengan komunikasi yang baik dengan anak. Saat berada di kantor, luangkan waktu untuk mengirim pesan atau menelefon. Saat bertemu di rumah, tanyakan kabar dan aktivitas yang sudah dilakukan selama seharian. Bila ada sesuatu yang aneh dari cara bicara, raut wajah, atau perkataan anak, orang tua biasanya akan paham tentang perubahan yang terjadi pada anak. Orang tua yang peka akan memahami persoalan anak tanpa anak harus bercerita.

2. Hindari Memaksakan Kehendak

Anak biasanya lebih suka melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Tugas orang tua adalah membimbing, mengawasi, dan mendampingi anak. Hindari memaksakan anak melakukan sesuatu, khususnya yang tidak ia suka. Misalnya, memaksa anak belajar membaca, memaksa anak bermain piano, padahal ia tidak menyukai melakukannya. Anak-anak akan lebih cepat berkembang secara karakter, ketrampilan, dan kecerdasan saat ia melakukan apa yang ia suka.

3. Hargailah Usaha Anak Saat Melakukan Sesuatu

Hargailah usaha anak, jangan hanya terfokus pada hasil. Misalnya saat anak menggambar, orang tua bisa memuji semangat yang dimiliki anak, kemauannya untuk belajar menggambar, dan kemauannya saat menggambar suatu obyek gambar yang baru. Jadi, tidak hanya terfokus pada gambarnya bagus atau tidak bagus.

4. Tidak Mudah Menyalahkan Anak

Saat melakukan sesuatu yang baru, mungkin anak akan melakukan kesalahan, atau belum bisa melakukannya dengan baik. Orang tua harus bisa memotivasi dan memberikan apresiasi kepada anak, agar anak tidak merasa "down" atau "ngambek" untuk melakukan sesuatu yang baru secara mandiri.

5. Gunakan Nada Suara yang Lembut Saat Menasihati

Hindarilah suara yang terlalu keras apalagi dengan suara yang membentak. Orang tua yang suka membentak anak, bisa membuat anak menjadi pribadi yang mudah "minder" atau kurang percaya diri. Anak menjadi takut melakukan sesuatu yang baru atau yang menurutnya sulit untuk dilakukan. Ketepatan kata dan nada bicara saat menasihati, juga sangat dipengaruhi oleh pengendalian emosi. Jadi, ingatlah selalu agar emosi tetap terkendali saat menasihati anak.

6. Tidak Mengungkit Kesalahan Anak

Mengungkit kesalahan anak di masa lalu bisa mengakibatkan anak merasa kurang dipercaya. Saat ia merasa kurang dipercaya, ia akan cenderung lebih tertutup dan takut melakukan kesalahan. Maka, bila anak melakukan kesalahan, sebaiknya selesaikan saat itu juga. Dan pastikan masalah itu benar-benar sudah selesai. Nasihat yang baik yang diimbangi dengan teladan hidup yang baik, akan memotivasi anak menjadi pribadi yang lebih baik. Memiliki anak yang pintar tentu menjadi dambaan orang tua. Anak yang pintar memerlukan media menyenangkan agar ia bisa senang dan semangat belajar. Yuk, beri kesempatan kepada anak untuk bermain plus belajar dengan aplikasi game "Belajar TK dan PAUD bersama Marbel" silakan download gratis dengan klik di SINI.

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.