Top

Tips Menulis Materi Dongeng Menarik untuk Anak PAUD

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

13 Juni 2022

  |  

Edukasi

Menulis materi dongeng anak adalah suatu aktivitas yang menyenangkan. Terlebih lagi, bila Anda adalah seorang pendidik PAUD. Anda bisa langsung mempraktikkan dongeng yang Anda tulis sendiri kepada anak didik. dan memahami seberapa menarik materi dongeng yang Anda tulis sendiri. Untuk semakin menambah wawasan dalam menulis materi dongeng, kita bisa menonton film dongeng, membaca buku dongeng, pengalaman sehari-hari, melalui aktivitas pengamatan, dan terus menulis materi dongeng.

Bagaimana agar suatu materi dongeng anak bisa menjadi lebih menarik dan mudah dipahami bagi anak-anak PAUD?

1. Pilih tema yang dekat dengan kehidupan anak

Anak-anak usia dini biasanya menyukai tema tentang hewan, tanaman, luar angkasa, kendaraan, dan lainnya. Mengapa? Karena saat mereka pergi ke kebun binatang mereka akan melihat aneka hewan, saat mereka bermain di taman mereka akan melihat aneka tanaman, saat mereka bepergian mereka banyak melihat kendaraan, dan tempat aneka tempat lainnya. Dengan memasukkan materi dongeng yang erat kaitannya dengan kehidupan anak, anak akan semakin mudah memahami materi dongeng yang kita tulis.

2. Pemilihan tokoh dan karakternya yang kuat

Agar anak mudah mengingat tokoh dongeng dan memahami materi dongeng, ketepatan memilih nama dan sifat dari tokoh dongeng juga sangat penting. Misalnya kita hendak memilih tokoh seekor semut. Semut biasanya memiliki sifat yang khas, yaitu gemar bekerja sama. Hal ini juga akan menentukan judul atau pesan moral yang akan disampaikan dalam dongeng. Kita bisa memilih nama "Mumut" sebagai nama tokoh dalam dongeng, yang memiliki sifat suka berteman dan menolong teman. Kita bisa memilih judul dongeng "Mumut, Sang Penolong", yang memiliki pesan moral agar kita saling tolong menolong dan bekerja sama dalam berteman.

3. Menentukan Latar

Biasanya kita mengenal 3 macam latar dalam dongeng, yaitu waktu, tempat, dan suasana. Di dalam dongeng anak, kita perlu menjelaskan dengan lebih spesifik, yaitu dengan menceritakan apa saja yang dilihat, apa saja yang dirasakan, dan gambaran suasana yang lebih spesifik. Contohnya adalah demikian: "Pada suatu pagi yang cerah, matahari bersinar sangat terang. Hangatnya sinar matahari, dirasakan oleh penduduk di desa Mumut. Di desa Mumut, ada banyak semut yang tinggal. Semut berwana hitam dan merah hidup rukun. Semua saling membantu dan bekerjasama." Secara sederhana, kalimat yang digunakan dalam memaparkan latar perlu melibatkan panca indera, yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, dan peraba.

4. Menentukan Alur Cerita

Secara umum, dongeng anak akan memuat alur yang sederhana, yaitu pengenalan tokoh, pengembangan cerita, timbulnya konflik, puncak cerita (klimaks), penyelesaian masalah, dan akhir cerita yang biasanya disusul dengan penyampaian pesan moral. Terkhusus untuk dongeng anak PAUD, ciptakanlah konflik yang sangat sederhana dan tidak berbelit-belit dalam menyelesaikannya.

5. Membuat Kerangka Cerita

Membuat kerangka cerita adalah tahap awal saat membuat materi dongeng. Kerangka cerita tidak memaparkan materi dongeng secara spesifik, namun hanya garis besarnya saja. Membuat kerangka cerita bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, yang penting siapkan selalu buku catatan atau handphone Anda, agar bisa mendokumentasikan ide-ide yang bisa datang kapan saja dan di mana saja. Kerangka cerita memuat tema dongeng, deskripsi setiap paragraf, kesinambungan antar paragraf, dan ringkasan cerita per paragraf. Kerangka cerita juga bisa dibuat dengan model 5W+1H, yang memuat siapa, di mana, kapan, bagaimana, mengapa, apa di dalam suatu dongeng.

6. Selalu "Happy Ending"

Berbeda dengan menulis naskah drama Korea, yang kadang berakhir dengan kesedihan atau tragedi. Dongeng anak harus berakhir bahagia. Karena dunia anak adalah dunia yang menyenangkan. Di akhir cerita, buatlah tokoh antagonis yang mengalami perubahan menjadi pribadi yang lebih baik. Meski pun di dalam cerita tokoh antagonis tampak nakal dan jahat, namun kita harus meyakinkan anak-anak melalui dongeng, bahwa setiap orang atau pribadi bisa menjadi lebih baik. Hindari unsur kesengsaraan atau bahkan kematian dialami oleh tokoh yang dianggap nakal atau jahat.

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.