Top

Mendisiplinkan Kelas dengan Kesepakatan, Konsekuensi, dan Reward

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

03 Okt 2022

  |  

Edukasi

Satuan PAUD adalah tempat untuk mengembangkan aneka macam keterampilan, kecerdasan, dan karakter anak. Setiap guru tentu memiliki harapan agar anak didiknya akan tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan berhati mulia. Dilansir dari TCEA, Dr. Bruce Ellis mengungkapkan bahwa saat disiplin, siswa tidak akan menjadi penghambat. Siswa merasa kelas adalah tempat yang kondusif untuk belajar sehingga kegiatan pembelajaran yang lebih lancar bisa diterapkan. Selain itu, siswa dapat memiliki hubungan yang lebih baik antara satu siswa dengan yang lain dan dengan gurunya.

Keberadaan kesepakatan kelas memang sangat perlu, yaitu sebagai sarana reminder (pengingat) untuk siswa tentang hal-hal yang perlu ditaati, agar kelas bisa berjalan dengan tertib. Keberadaannya juga bisa menjadi sarana pengembangan karakter disiplin bagi setiap siswa.

Selain kesepakatan kelas, guru juga perlu menerapkan adanya konsekuensi edukatif serta memberikan penghargaan kepada siswa. Bagaimana cara mengembangkan karakter disiplin anak PAUD dengan kesepakatan, konsekuensi, dan penghargaan (reward)? Mari kita simak langkah-langkah berikut ini!

1. Menjelaskan kepada Anak Didik Kesepakatan Umum di Kelas

Setiap sekolah biasanya memiliki SOP tentang cara memperlakukan atau membimbing anak-anak didiknya. Di awal tahun ajaran, guru perlu membuat beberapa aturan bersifat umum yang nantinya perlu disosialisasikan kepada anak didik. Pada saat itulah guru dan anak didik membuat kesepakatan awal dan bersifat umum. Beberapa kesepakatan yang bersifat umum antara lain, memberi salam kepada guru serta teman, datang ke kelas tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, dan lainnya.

2. Menjelaskan Manfaat Adanya Kesepakatan Kelas

Manfaat umum kesepakatan kelas adalah menciptakan suasana kelas yang tertib, nyaman, dan menyenangkan (tidak terjadi keributan). Tanamkan kepada anak didik bahwa suasana kelas yang menyenangkan bisa tercipta jika anak-anak belajar dengan tertib dan mematuhi aturan serta instruksi guru. Sebaliknya, bila ada aturan yang dilanggar anak didik, maka suasana belajar dan bermain bisa menjadi kurang nyaman.

Guru juga perlu menjelaskan manfaat dari setiap kesepakatan (aturan) yang berlaku di kelas. Salah satu contohnya adalah pentingnya bagi siswa untuk hadir tepat waktu. Guru perlu menjelaskan dengan bahasa sederhana, yaitu dengan menjelaskan akibat negatif bila siswa datang terlambat. Beberapa dampak negatif tersebut adalah, bisa tertinggal pelajaran, bisa mengganggu teman lain yang sedang fokus melakukan kegiatan di kelas, dan berisiko tidak bisa menyelesaikan tugasnya. Guru juga bisa menjelaskan manfaat (dampak positif) bila siswa datang ke kelas tepat waktu.

Agar siswa semakin memahami manfaat aturan dan kebiasaan baik dengan cara yang menyenangkan, beberapa media di bawah ini bisa menjadi pilihan:

  1. Lagu berjudul “Aturan, yuk Dipatuhi".
  2. Lagu berjudul “Tiga Kata Ajaib”.
  3. Aplikasi gim berjudul “Marbel Kebiasaan Baik

3. Tampilkan Kesepakatan Kelas secara Visual dan Menarik

Guru bisa menampilkan kesepakatan kelas dalam bentuk poster ataupun majalah dinding. Kesepakatan kelas dalam bentuk poster bisa dibuat dengan aplikasi Canva dan nantinya bisa dicetak sendiri dengan printer. Guru juga bisa membuat tampilan kesepakatan kelas dalam bentuk majalah dinding. Gambar-gambar majalah dinding bisa ditemukan di platform Google Picture, sedangkan untuk tulisannya bisa dalam bentuk cetak ataupun dalam bentuk tulisan manual.

Tampilan kesepakatan kelas yang bagus akan menarik anak didik untuk melihat dan membacanya, sehingga ia akan lebih mudah mengingat serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pentingnya Membuat Kesepakatan Baru

Pada umumnya, anak usia dini masih sangat aktif. Ia gemar melakukan kegiatan yang bersifat kreatif dan eksploratif, walaupun terkadang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain, bahkan dapat mengganggu kenyamanan kelas.

Salah satu contohnya adalah saat ada anak didik yang suka mencoret-coret meja. Bila guru dan siswa belum bersepakat untuk membuat larangan mencoret-coret meja di kelas, tentu saja kesepakatan ini perlu dibuat. Selain membuat kesepakatan baru tersebut, guru perlu melakukan sosialisasi kepada siswa untuk menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan meja dan properti kelas lainnya.

5. Memberikan Konsekuensi saat Anak Melanggar Kesepakatan

Pembelajaran di kelas tidak selalu lancar. Terkadang guru menemukan ada anak yang melanggar kesepakatan kelas. Sebagai “hukuman”, maka guru perlu memberikan konsekuensi yang bersifat edukatif. Beberapa di antaranya:

  • Bila ada anak didik yang membuat temannya sedih, konsekuensinya adalah meminta maaf kepada yang bersangkutan.
  • Bila ada anak didik yang kurang bisa mengontrol diri sehingga mengganggu kenyamanan dan ketenangan kelas (siswa lainnya), guru bisa memberikan time out kepada anak tersebut di pojok kelas atau ruang khusus.
  • Ada beberapa konsekuensi yang bisa diterapkan pada anak didik, baik yang bersifat umum atau berupa kegiatan yang menyenangkan, di antaranya, meminta anak bernyanyi, bercerita, menggambar, dan lainnya dengan tema yang sesuai dengan kesepakatan yang telah dilanggarnya. Sebagai contoh, ketika ada siswa yang membuang sampah sembarangan, siswa yang melanggar bisa diminta menyanyikan lagu atau mendongeng tentang cara menjaga kebersihan.

6. Pentingnya Penghargaan

Pemberian penghargaan bisa memotivasi siswa untuk melakukan hal yang baik. Hal ini dapat mendorong siswa untuk menghindari pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah diberlakukan. Penghargaan paling sederhana yang bisa diberikan kepada anak didik yang selalu patuh pada kesepakatan adalah:

  • Memberikan pujian dan ucapan terima kasih.
  • Memberikan dua jempol.
  • Memberikan tepuk tangan.

Guru juga bisa memberikan penghargaan yang bersifat kejutan, misalnya:

  • Memberikan selamat (di hadapan teman-teman satu kelas dan di akhir pelajaran atau saat circle time).
  • Memberikan sertifikat (piagam penghargaan) atas suatu pencapaian yang positif, misalnya kepada siswa yang paling aktif merespon penjelasan guru, siswa yang paling fokus saat mengerjakan tugas, siswa yang paling rapi mengerjakan kerajinan tangan, dan lainnya.

Sumber Referensi:

         1. Ellis, B. (2022). Classroom contracts student behavior management [1]

         2. Smith, A. (2022). Behaviour management the classroom contract strategy [2]

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.