Top

6 Hal Penting saat Orang Tua Meminta Maaf kepada Anak

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

05 Okt 2022

  |  

Parenting

Orang tua adalah sosok teladan bagi anak-anaknya. Apa pun yang orang tua katakan atau lakukan biasanya akan diikuti oleh anak. Namun, tentu saja tidak ada orang tua yang sempurna. Orang tua pasti pernah melakukan kesalahan kepada sang buah hati. Seperti dilansir dari Parents.com, Holly Rizzuto Palker mengungkapkan pengalamannya sebagai seorang ibu:

“Saya merasakan kecemasan di kala pandemi. Ditambah lagi kurangnya kesempatan untuk melakukan "me time", telah mengubah saya menjadi ibu yang lebih temperamental bagi anak saya. Tidak dapat dipungkiri lagi, saya benar-benar merasa bersalah. Saya meyakini bahwa banyak ibu mengalami persoalan yang serupa.”

Pernahkah Anda mengalami ketidakstabilan emosi dan secara tidak sadar mengatakan sesuatu yang menyakiti hati si kecil? Atau, pernahkah Anda melakukan kesalahan-kesalahan lain di depan sang buah hati? Tentu saja tidak ada salahnya bagi orang tua untuk meminta maaf kepada anaknya. Lalu, bagaimana cara untuk meminta maaf kepada anak? Mari kita simak artikel berikut ini!

1. Berempati

Orang tua perlu peka pada perasaan sang buah hati. Sebelum meminta maaf, orang tua tidak perlu ragu atau gengsi untuk menunjukkan perasaan bersalah bila memang telah berbuat suatu kesalahan pada anak. Orang tua perlu berusaha mendekati anak agar ia memahami perasaan dan kepedulian orang tuanya. Ada beberapa kemungkinan sikap si kecil saat merasa sedih serta kecewa karena perilaku atau kesalahan orang tuanya, antara lain:

  • Berekspresi wajah sedih atau cemberut.
  • Tidak terlalu fokus saat diajak bicara.
  • Bersikap menghindar saat hendak diajak bicara ataupun bertatap muka.
  • Menunjukkan perubahan perilaku yang sedikit berbeda dari biasanya, misalnya anak yang sebelumnya banyak bicara menjadi suka menyendiri dan berdiam diri.

2. Berani Bertanggung Jawab

Mungkin secara tidak sengaja orang tua telah merusak mainan kesayangan milik si kecil. Selain meminta maaf, orang tua perlu bertanya, apakah mainan yang rusak perlu diganti yang baru atau tidak. Bila si kecil meminta diganti, orang tua perlu menunjukkan rasa tanggung jawab dengan membelikannya mainan yang baru.

Namun, bila anak menjawab tidak perlu diganti, setidaknya orang tua telah menunjukkan rasa tanggung jawabnya. Hal ini akan menjadi teladan sikap yang baik bagi anak, terutama saat anak melakukan kesalahan dan menyebabkan kerugian secara materi kepada orang lain.

3. Pentingnya Memberikan Penjelasan

Anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau anak yang memiliki sifat tegas (mungkin sedikit keras kepala) terkadang tidak mudah untuk memaafkan orang yang telah membuatnya kecewa. Orang tua tidak perlu bereaksi atau berpikiran yang negatif untuk mengatasi persoalan seperti ini.

Salah satu contoh peristiwa adalah saat orang tua secara tidak sadar telah membentak anaknya hingga anak merasa bersedih. Orang tua perlu menceritakan alasan bagaimana hal itu bisa terjadi. Misalnya, karena orang tua sedang merasa lelah atau sedang sibuk dengan aneka pekerjaan. Bila perlu, penjelasan yang diberikan orang tua benar-benar terperinci sehingga anak dapat memahami dan memakluminya. Penjelasan yang terperinci dan permintaan maaf dapat memulihkan keadaan anak secara mental.

4. Berusaha untuk Tidak Melakukannya Lagi

Orang tua perlu mengatakan dengan niat hati yang tulus kepada si kecil untuk tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Bila perlu, orang tua menjelaskan usahanya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, misalnya dengan mengatakan, “Besok lagi, kalau Ayah sedang kelelahan dan sulit mengontrol emosi, Ayah akan diam beberapa saat. Setelah itu, Ayah akan mengambil nafas dalam-dalam sambil berdoa dalam hati agar Tuhan memberikan Ayah kesabaran dan ketenangan.”

5. Berusaha untuk Memperbaiki Hubungan

Anak-anak usia dini biasanya sangat mudah memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, tidak jauh berbeda dengan sikapnya saat orang tua berbuat suatu kesalahan. Namun, kerenggangan suatu hubungan antara orang tua dan anak mungkin saja terjadi walaupun sudah saling memaafkan.

Agar kedekatan antara orang tua dan anak bisa kembali seperti semula, serta demi mencegah terjadinya luka batin pada anak, orang tua perlu melakukan suatu usaha atau aksi yang nyata. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak anak makan bersama, jalan-jalan bersama, bermain bersama, atau membelikan sesuatu yang menjadi favorit anak.

Bila perlu, orang tua bisa bertanya kepada si kecil, “Maafkan kesalahan Ayah. Apa yang bisa Ayah lakukan agar Adik tidak bersedih lagi?”

6. Mengatakan "Maaf" dengan Mudah dan Tulus

Kesalahan-kesalahan kecil mungkin pernah dan bahkan sering dilakukan orang tua misalnya:

  • Lupa meletakkan kunci kendaraan sehingga membuat anak terlambat sekolah.
  • Mengatakan kata-kata yang kurang sopan secara tidak sengaja.
  • Tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan anak.
  • Tidak sengaja menyenggol anak saat anak bermain.

Orang tua tidak perlu ragu atau berat hati untuk mengatakan “maaf” saat benar-benar melakukan kesalahan tersebut. Yang terpenting, orang tua perlu mengatakannya dengan setulus hati. Bila orang tua bisa mengatakan kata “maaf” dengan tulus, anak akan merasa dihargai, merasa lebih tenang, dan merasa bahagia. Bila kebiasaan ini terus dilakukan, anak tidak akan merasa berat hati untuk meminta maaf saat ia berbuat salah kepada teman.


Sumber Referensi:

1. Firstcry parenting. (2018). How to apologize to your toddlers [1]

2. Palker, H.R. (2021). How to apologize to your kids the right way [2]

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.