Top

Mendidik Anak Laki-Laki Menjadi Pribadi Tangguh dan Berkarakter

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

29 Okt 2022

  |  

Parenting

Setiap orang tua yang memiliki anak laki-laki, tentu memiliki harapan bahwa ia kelak akan menjadi pribadi yang tangguh dan berkarakter, sehingga saat ia menjadi pemimpin dalam sebuah keluarga, ia bisa menjadi pemimpin yang baik dan patut jadi teladan. Dilansir dari focusonthefamily.com, Rock Johnson berpendapat:

“Peran utama seorang pria adalah untuk menafkahi, melindungi, dan menyatukan hubungan dengan setiap anggota keluarganya. Membentuk anak laki-laki menjadi pribadi yang dewasa adalah suatu hal yang penting. Menjadi manusia yang dewasa menuntut seseorang untuk selalu mengembangkan karakternya.”

Sejak usia dini, seorang anak laki-laki perlu dididik agar menjadi pribadi yang tangguh dan berkarakter. Lalu, bagaimana caranya?

1. Mengajarkan Empati

Pengembangan rasa empati sejak usia dini sangat penting agar anak bisa menghargai sesama. Anak yang memiliki rasa empati yang baik akan memiliki hubungan yang baik juga dengan sesamanya.

Maka dari itu, rasa empati pada anak bisa dikembangkan dengan cara:

  • Mengajak anak berkunjung dan melakukan kegiatan sosial ke panti asuhan.
  • Mengajak anak untuk memberikan perhatian kepada temannya yang sakit, misalnya dengan mendokan, mengunjungi, menelfon atau menyemangatinya.

2. Mengajarkan Emotional Control

Walaupun anak laki-laki cenderung menggunakan logika daripada perasaannya, orang tua juga perlu mengajarkan bagaimana cara mengelola emosi (perasaan). Agar anak bisa mengelola emosinya dengan baik, orang tua bisa mengajarkan hal-hal berikut ini:

  • Mengajarkan kepada anak cara mengatur napas dengan baik saat emosi kurang stabil.
  • Berpikir terlebih dahulu sebelum ia melakukan sesuatu
    dan mencoba memahami perasaan orang lain sebelum (atau sesudah) ia melakukan sesuatu kepada orang lain.
  • Mengajarkan dampak negatif apabila menyelesaikan suatu persoalan dengan amarah.
    Dan sebaliknya, mengajarkan dampak positif apabila menyelesaikan suatu persoalan dengan kesabaran.
  • Mengajarkan pentingnya sikap tidak mudah tersinggung atau kecewa.

3. Memotivasi Anak agar Tumbuh Menjadi Anak yang Percaya Diri

Orang tua perlu jeli dalam menemukan potensi-potensi anak laki-lakinya. Setelah mengenal potensi yang dimiliki anak laki-lakinya, orang tua bisa memotivasi anak untuk mengembangkannya secara lebih optimal. Orang tua perlu meyakinkan anak laki-lakinya bahwa potensi atau bakatnya itu sangatlah istimewa, serta bisa menjadi sesuatu yang patut dibanggakan.

Setelah itu, orang tua bisa mengajak anak untuk mengembangkan potensi tersebut dengan cara mengikuti kursus yang sesuai, memotivasinya untuk tekun berlatih, dan mendampinginya saat berlatih atau saat mengikuti suatu kompetisi.

Bagi anak-anak, pujian dari orang tua bisa menjadi sebuah mood booster. Namun, orang tua perlu waspada saat memberikan pujian. Orang tua perlu menghindari pujian yang "lebay". Sebelum memuji anak, orang tua perlu mengutamakan kata-kata yang positif dan motivatif atau yang bersifat memberikan semangat untuk terus berlatih tanpa kenal menyerah. Bila anak memang sudah melakukan sesuatu yang baik dan istimewa, orang tua bisa memberikan pujian sebagai wujud apresiasi.

4. Pentingnya Perhatian dan Kasih Sayang

Saat anak masih berusia 0 sampai 2 tahun, mungkin orang tua masih sering menunjukkan rasa sayang kepada si kecil dengan cara memegang pipi anak dan mengekspresikan rasa gemas kepada anak dengan kata-kata (misalnya dengan kalimat, “Utuk, utuk, utuk … anak siapa ini?”).

Namun, seiring dengan perkembangan usia anak, tentu saja orang tua perlu mengubah cara mengekspresikan rasa sayang kepada anak, misalnya dengan memberikan hadiah, mencium kening anak, mengelus kepala anak, dan lainnya. Mengekspresikan kasih sayang sesuai dengan usia dan perkembangan anak sangatlah penting, agar anak tidak merasa diperlakukan “seperti anak bayi atau anak kecil”, yang kadang justru bisa melemahkan mental seorang anak laki-laki.

Perhatian dan kasih sayang kepada anak bisa dilakukan dengan:

  • Memberikan hadiah di hari ulang tahunnya.
  • Mengajak anak bercerita kegiatan harian saat makan malam atau sebelum tidur.
  • Meluangkan waktu hangout bersama.

5. Mengajarkan kepada Anak, “Bila Ingin Dihormati, Harus Bisa Menghormati”

Sosok ayah adalah sosok seorang pemimpin di dalam keluarga. Ia akan menjadi sosok yang paling dihormati. Namun, wibawa seorang ayah perlu dibangun dari cara seorang ayah menghormati orang lain. Tidak hanya saat ia bisa menghormati setiap anggota keluarganya, tetapi juga saat ia bisa menghormati tetangga, saudara, dan orang lain.

Sedari dini, anak laki-laki perlu diajarkan cara menghormati orang lain dengan cara berperilaku yang sopan, bersikap ramah, menghindari kata-kata kasar, berempati, dan menanamkan karakter baik lainnya. Sehingga, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu menjaga kebanggaan dan harga dirinya dengan cara-cara yang baik dan terhormat, bukan dengan mencari perhatian secara tidak terpuji, misalnya dengan mengintimidasi teman, suka bertengkar, dan cara tidak baik lain yang perlu dihindari.


Sumber Referensi:

1. Johnson, R. (2008). Boys to men: what your boy needs to become a good man [1]

2. The Parent Website. (2022). Taking care of emotions a guide for parents and their kids[2]

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.