Top

Kenalkan Aneka Emosi ke Anak, Ternyata Manfaatnya Luar Biasa

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

01 Des 2022

  |  

Parenting

Ayah dan Bunda tentu mendambakan agar si kecil memiliki kemampuan dalam mengungkapkan suasana hati serta perasaannya. Hal ini sangat penting agar tercipta suasana keluarga yang harmonis dan saling memahami. Agar si kecil bisa lebih terbuka dalam mencurahkan isi hatinya, Ayah dan Bunda perlu mengajarkan kepadanya tentang pengenalan aneka emosi. Dengan mengenal aneka emosi, anak akan lebih mampu mengatasi segala persoalan yang berhubungan dengan perasaannya.

Dilansir dari nurtureandthriveblog.com, Angela Pruess beropini, “Ketika Anda bisa membuat anak Anda mampu mendefinisikan emosinya melalui kosakata, ia akan lebih mampu memahami serta menentukan apa yang sedang ia rasakan. Kemampuan anak dalam beradaptasi dengan perasaannya adalah sebuah pondasi yang penting demi perkembangan kecerdasan emosional anak.

Apa saja hal-hal yang bisa mempengaruhi keadaan emosi anak? Emosi apa saja yang perlu dipahami anak? Bagaimana cara membuat emosi anak selalu positif?

A. Hal-hal yang Mempengaruhi Emosi Anak

  1. Pengaruh Internal
    Sejak manusia dilahirkan, ia akan membawa sifat-sifat bawaan. Bersyukurlah bila si kecil memiliki banyak sifat-sifat bawaan orok yang baik, misalnya penyabar, ceria, memiliki kemampuan mengontrol emosi yang baik, dan lainnya. Namun, mungkin ada pula anak yang memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, misalnya kurang bisa mengendalikan emosi, sulit duduk diam, memiliki tingkat konsentrasi yang rendah, dan kelemahan lainnya.

  2. Pengaruh Eksternal
    Beberapa pengaruh eksternal yang bisa mempengaruhi emosi anak adalah suasana lingkungan, keharmonisan keluarga, budaya dalam keluarga, pola asuh orang tua, dan lainnya. Peran orang tua dalam mengontrol emosi anak adalah sesuatu yang sangat penting. Karena dengan pola asuh yang tepat, seorang anak yang pada awalnya memiliki suatu kelemahan yang sulit untuk diubah, ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik serta mampu mengembangkan keterampilan dan emosi positifnya ke arah yang lebih baik.

Baca juga: 

Tips Menghindari Toxic Parenting

Pola Asuh Terlalu yang Perlu Dihindari Orang Tua Zaman Now

 

B. Emosi Positif dan Emosi Negatif

Emosi anak dapat dibagi menjadi dua, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif adalah suatu perasaan yang timbul oleh karena suatu peristiwa yang baik dan dialami anak, misalnya perasaan senang karena mendapatkan hadiah dari Ayah, merasa bahagia karena menonton film kesukaan, dan lainnya.

Sedangkan, emosi negatif adalah suatu perasaan yang timbul oleh karena suatu peristiwa yang kurang menyenangkan dan dialami anak, misalnya rasa kecewa karena janji sang Ayah tidak bisa ditepati, rasa sedih karena kehilangan hewan kesayangan, dan lainnya.

Dua macam emosi inilah yang secara garis besar perlu diperkenalkan kepada anak. Ayah dan Bunda bisa mengubah kata “emosi positif” menjadi “emosi yang baik” dan “emosi negatif” menjadi “emosi yang tidak baik” agar bisa lebih mudah dipahami anak.

Emosi positif bisa dibangun dengan mengajak anak bernyanyi dan melakukan aktivitas menyenangkan lainnya. Ayah dan Bunda bisa mengajak anak bernyanyi lagu "Senyuman Sedekah Sederhana", agar anak bisa tersenyum dan merasa bahagia sepanjang hari.

C. Ragam Emosi secara Lebih Terperinci

Seiring dengan perkembangan usia anak, tentu anak semakin perlu memahami ragam emosi yang sering dirasakan anak dalam hidup sehari-hari. Ayah dan Bunda perlu mengajarkan kepada anak untuk berekspresi yang jujur sesuai dengan apa yang dirasakannya, sehingga Ayah dan Bunda bisa memberikan treatment yang tepat sesuai dengan apa yang dirasakan anak. Beberapa emosi yang perlu dipahami oleh anak antara lain adalah:

emoji

  1. Gembira
    Emosi yang dirasakan saat anak mengalami suatu peristiwa yang baik dan menyenangkan hati. Inilah emosi yang terpenting, dan perlu selalu ada serta dirasakan oleh anak-anak usia dini agar ia semakin bersemangat dalam belajar dan mengembangkan diri.

    Ajarkan kepada anak bahwa rasa gembira harus selalu dipertahankan dengan banyak bermain, berteman, dan melakukan hal-hal yang baik. Tersenyumlah yang lebar di depan si kecil sambil bergelak tawa agar ia semakin memahami arti rasa gembira, dan bisa membawa rasa gembira itu kepada orang-orang di sekitar.

  1. Sedih
    Emosi ini dirasakan anak saat ia mengalami suatu hal yang kurang menyenangkan hatinya. Emosi ini terkadang diekspresikan dengan cara menangis atau mengeluarkan air mata.

    Ayah dan Bunda bisa menjelaskan kepada si kecil tentang emosi sedih dengan mengekspresikan wajah menangis atau kecewa. Katakan kepada si kecil bahwa setiap orang pasti pernah bersedih. Namun, setiap orang tidak boleh bersedih terlalu lama. Ada saatnya seseorang harus bergembira. Sampaikan pula kepada si kecil, saat merasakan kesedihan ia harus mau menceritakan apa penyebabnya. Sehingga Ayah dan Bunda bisa membantu dengan memberikan solusi yang tepat.

  2. Marah
    Emosi ini dirasakan anak saat ia mengalami perlakukan yang kurang baik, tidak adil, atau saat anak mengalami suatu kekerasan fisik maupun mental.

    Katakan kepada si kecil, bahwa amarah bisa mendatangkan kejadian yang kurang menyenangkan lainnya. Misalnya, saat anak diperlakukan tidak baik dan membalasnya dengan perilaku marah, kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya adalah terjadi suatu pertengkaran dan sikap saling menyakiti. Tekankan kepada anak bahwa perilaku sabar adalah perilaku yang baik dan perlu dipertahankan. Berikan pula nasihat agar si kecil bisa mengelola emosi dengan baik, agar tidak terjadi hal-hal yang malah bisa merugikan dirinya sendiri.

  3. Takut
    Emosi ini timbul oleh karena peristiwa yang menyeramkan dan saat seseorang merasa terancam.

    Jelaskan kepada si kecil, bahwa manusia hanya boleh takut pada Tuhan. Rasa takut juga bukanlah suatu perasaan yang boleh terlalu dilebih-lebihkan. Agar si kecil tidak mudah merasa takut, Ayah dan Bunda perlu menjadi contoh yang baik pula, misalnya tidak mudah merasa takut pada hantu, bersikap berani saat ada dalam ruang gelap, serta mengurangi rasa takut pada hewan tertentu, atau faktor lainnya.

  4. Jijik
    Perasaan ini bisa timbul di dalam hati anak yang sedang mengalami sesuatu yang tidak ia suka, melihat suatu benda yang tidak enak dipandang, maupun mencium bau yang kurang sedap.

    Agar anak tidak merasa jijik, Ayah dan Bunda bisa mengajak anak bepergian ke luar rumah dan di alam terbuka. Mengajak anak menangkap belut dengan tangan, bermain lumpur, memungut sampah plastik, dan lainnya bisa mengurangi rasa jijik yang terkadang terlalu berlebihan. Yang terpenting, jangan lupa mencuci tangan atau mandi setelah mengerjakan suatu aktivitas yang bisa mengotori tangan dan bagian tubuh lainnya.

  5. Terkejut
    Perasaan terkejut biasanya timbul karena suatu hal yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diduga.

    Ajarkan kepada si kecil, bila perasaan terkejut tidak perlu dilebih-lebihkan. Saat anak mengalami perasaan terkejut, ia harus tetap bisa mengontrol diri. Karena saat seseorang bisa dengan cepat menenangkan diri ketika merasa terkejut (tidak mudah panik), ia akan lebih mampu menghindari hal-hal buruk yang bisa terjadi, misalnya terhindar dari sakit jantung, bersikap ceroboh, terhindar dari kecelakaan, serta hal-hal berbahaya lainnya.

Melalui artikel ini, semoga Ayah dan Bunda semakin mampu untuk memberikan pemahaman kepada si kecil agar bisa mengembangkan emosi positifnya dan bisa mengontrol emosi negatifnya sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan. Semoga kecerdasan emosi si kecil, bisa semakin tumbuh secara optimal ya, Ayah dan Bunda. Selamat mencoba!

Kecerdasan emosi dan kecerdasan kognitif adalah 2 kecerdasan penting yang perlu dikembangkan secara optimal pada anak-anak usia dini. Yuk, ajak si kecil mengembangkan kecerdasan kognitif juga dengan bermain aplikasi "Belajar TK dan PAUD Bersama Marbel"


Sumber Referensi:

1. Pruess, A. (2022). 8 vital reasons teach child emotions [1]

2. Freepik. (2022). Girls write books pink [2]

3. Freepik. (2022). Happy family mother daughter together [3]

4. Freepik. (2022). Flat emoticon reaction collection [4]

5. Freepik. (2022). Young family spending time with their toddler [4]

 

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.