Top

Hati-Hati! Obrolan ini Perlu Dihindari Orang Tua Saat Ada si Kecil

Oleh Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

  |  

06 Des 2022

  |  

Edukasi

Anak-anak usia dini memiliki cara berpikir dan mengingat yang unik. Cara berpikir dan mengingat ini sering disebut “the absorbent mind” atau “pikiran penyerap”. Apa itu pikiran penyerap? Dilansir dari aimmontessoriteachertraining.org, seorang pakar mengatakan:

“… 'pikiran penyerap' anak Anda memiliki kapasitas luar biasa untuk menyerap informasi dari lingkungan.”

Sebagai orang tua, Ayah dan Bunda perlu berhati-hati agar segala obrolan Anda benar-benar bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan anak, mengingat anak usia dini memiliki memori yang kuat dalam merekam banyak hal yang terjadi di sekitarnya. Obrolan apa saja yang perlu dihindari Ayah dan Bunda hindari saat sang buah hati ada di dekat Anda?

1. Membicarakan Keburukan Orang Lain

Ayah dan Bunda mungkin sedang ada persoalan dengan kerabat, tetangga, atau orang lain. Pada dasarnya, membicarakan keburukan orang lain memang bukan hal yang baik untuk dilakukan, apalagi bila hal itu dilakukan di hadapan sang buah hati. Kebiasaan negatif ini akan membuat anak meniru apa yang Anda lakukan.

Ayah dan Bunda, tentu Anda tidak ingin sang buah hati gemar menggosipkan keburukan orang lain bukan? Daripada membicarakan kekurangan orang lain, lebih baik membicarakan kelebihan sesama. Si kecil pasti akan tumbuh menjadi pribadi yang dihormati dan disayang oleh teman-temannya.

Baca jugaBeda Karakter Anak, Beda Juga Pola Asuh, Lho

2. Membicarakan Kelemahan Anak

Setiap orang tentu memiliki kelemahan, tidak terkecuali adalah sang buah hati. Beberapa contoh kelemahan yang dimiliki anak adalah kurang rajin belajar, tidak mau merapikan mainan, dan lainnya. Bila kelemahan atau kekurangan itu dimiliki sang buah hati, Ayah dan Bunda disarankan untuk tidak membicarakan di depannya.

Silakan Ayah dan Bunda mendiskusikannya secara pribadi untuk bisa menemukan solusi terbaik. Setelah itu, Ayah dan Bunda bisa menyampaikannya kepada si kecil atau memberikan nasihat yang bermanfaat demi perkembangan karakternya dan agar si kecil memahami cara mengatasi kelemahannya.

Salah satu cara mengatasi kelemahan anak adalah dengan mengembangkan kelebihannya dan keterampilannya. Agar si kecil makin terampil dalam memanfaatkan perangkat digital sebagai sarana belajar dan mengembangkan diri, silakan ajak ia mengikuti kelas Gamelab.id.

3. Membicarakan Persoalan yang Terjadi Antara Ayah dan Bunda

Sebagai dua pribadi, laki-laki dan perempuan, Ayah dan Bunda tentu memiliki perbedaan cara berpikir, cara merasakan, dan karakter. Perbedaan tersebut memungkinkan terjadi konflik atau persoalan antara Ayah dan Bunda.

Ayah dan Bunda sebaiknya tidak membicarakan hal ini di hadapan anak, apalagi dengan nada bicara yang keras dan kata-kata yang kurang sopan. Persoalan orang dewasa yang sering didengar dan masuk dalam memori anak, bisa memicu terjadinya stress dan gangguan secara rohani.

Baca juga: 5 Tips untuk Memperkuat Kesehatan Mental Anak

4. Obrolan yang Bersifat Dewasa

Saat membicarakan hal-hal yang bersifat dewasa, sebaiknya didiskusikan secara pribadi dan jauh dari pendengaran serta penglihatan si kecil. Hal ini perlu dilakukan agar si kecil bisa berkembang sesuai dengan usianya. Anak-anak usia dini hanya boleh mendapatkan pengetahuan tentang dunia anak-anak dan hal-hal yang bersifat edukasi untuk perkembangan kognitif serta karakter anak.

Agar si kecil bisa berkembang dengan optimal dengan aneka materi yang edukatif dan inspiratif, Ayah dan Bunda bisa memberikan materi dongeng yang bisa dinikmati dalam bentuk audio. Media dongeng ini ada di dalam platform "Riri - Cerita Anak Interaktif". 

5. Obrolan yang Bersifat Horor

Obrolan tentang hantu dan dunia gaib perlu dihindarkan dari pendengaran anak. Bila anak terbiasa mendengar hal-hal yang bersifat menyeramkan, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan sering merasa cemas.

Daripada mendengarkan hal-hal yang bersifat "horor", yuk, ajak si kecil mendengarkan koleksi lagu anak "Kolak" yang tersedia di kanal Youtube. Dijamin, "Kolak" bisa menjadi sarana belajar yang menyenangkan dan mencerdaskan.

6. Obrolan yang Berbau Kekerasan dan Sadistic

Berita tentang korban bencana alam, perkelahian, korban kecelakaan, perang, dan lainnya tentu sering kita baca atau kita tonton di berbagai media. Namun, Ayah dan Bunda perlu mencari tempat dan waktu yang tepat bila ingin membicarakannya. Anak yang sering mendengarkan pembicaraan yang bersifat sadis, seperti korban pembunuhan, korban kecelakaan, dan lainnya bisa mengakibatkan anak menjadi paranoid dan mudah mengalami kecemasan. Bila ada berita tentang kekerasan dan hal-hal yang berbau sadis muncul saat menonton TV bersama anak, sebaiknya Ayah dan Bunda cepat mengganti ke channel atau stasiun TV lainnya.

Agar anak-anak memiliki pikiran yang jernih dan selalu positif, Ayah dan Bunda perlu menstimulasi anak dengan aneka bahan obrolan yang bersifat menyenangkan dan mengedukasi. Beberapa bahan obrolan diantaranya adalah mengajak anak berbicara tentang dirinya, teman-temannya, dan lingkungan sekitarnya.

Ayah dan Bunda bisa menggunakan aneka media menarik, misalnya media permainan, media lagu, dan media dongeng untuk memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan karakter serta pengetahuan sang buah hati, agar ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, ceria, dan sehat jasmani serta rohani. Selamat mencoba!

Media permainan edukasi untuk anak usia dini yang sedang kondang saat ini berjudul "Marbel Pelajaran TK dan PAUD". Media permainan ini hadir dalam bentuk aplikasi yang bisa diunduh di playstore. Ada banyak materi pembelajaran untuk anak yang bisa dimainkan anak di mana saja dan kapan saja, sehingga kecerdasan anak bisa tumbuh optimal dan agar si kecil jauh dari pengaruh negatif.


Sumber Referensi:

1. Maunz, E. (2022). Why your childs brain is like a sponge [1]

2. Freepik. (2022). Asian boy library room school [2]

3. Freepik. (2022). Happiness cheerful asian daughter child laying down floor [3]

 

Bagikan artikel ini

Author :

Kak Zepe (ZP. Heru Budhianto. KP)

Kak Zepe adalah pencipta lagu edukasi, pengajar di SD Olifant Sleman DIY, dan penulis artikel edukasi dan parenting.